MEMBACA SURAT AL- FATIHAH DALAM SHOLAT
Membaca Surat Al-fatihah,
Membaca surat al-fatihah dalam sholat hukumnya wajib dan termasuk sebagian dari rukun sholat, tidak sah sholat seseorang apabila tidak membaca surat al-fatihah, mengacu pada keterangan dalalm hadits HR Muslim dan HR Bukhori
لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ
“tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Faatihatul Kitaab”. Imam Nawawi menjelaskan bahwa hadits ini yang menjadi dasar madzhab sayfii menghukumi wajib baik menjadi imam, ma’mun maupun sholat sendiri. Dalam membaca surat Al-fatihah ini Syekh Salim bin Sumair Al-Hadrami di dalam kitabnya Safînatun Najâ menyebutkan ada 10 (sepuluh) syarat membaca Surat Al-Fatihah. Kesepuluh syarat tersebut kemudian dijabarkan penjelasannya oleh Syekh Nawawi Banten dalam kitabnya Kâsyifatus Sajâ kurang lebih sebagai berikut.
Tertib, artinya surat alfatihah dibaca secara berurutan dari ayat pertama sampai ke tujuh tidak boleh terlewat atau terbalik susunan ayatnya
Berturut-turut, membaca nya tidak boleh terpotong dalam arti harus menerus, apabila kita sholat bersin dan reflek membaca alhamdulillah, maka kita ulangi lagi bacaan surat alfatihah, ini tidak membatalkan sholat hanya perlu diulangi lagi bacaan suratnya semisal mengucapkan subhanalloh antara ayat ke 3 dan ke 4 maka harus diulangi lagi membaca surat alfatihahnya
Menjaga huruf-huruf surat Al-fatihah, ada 138 huruf jika dihitung dengan alif lam dan tasdid ada 156 huruf, semua nya harus terbaca dengan baik dan benar, tidak terbaca satu saja bisa membatalkan sholat contoh membaca “bismillah hir rohman rohiim” maka tidak sah sholatnya
Menjaga tasdid-tasdid nya surat Al-fatihah ada 14 tasdid dalam surat Alfatihah, harus dijaga dengan baik dan benar dalam membacanya, contoh “bismillahir rohmani rohim” tidak sah sholatnya karena tasdid di Huruf “ro’ tidak terbaca atau “iya ka na’budu” tidak sah seharusnya “iyya ka na’budu”
Tidak berhenti ditengah-tengah baik lama atau sebentar, berjeda dengan tidak ada uzur syara, kecuali jika batuk, tarik napas yang bisa diterima oleh syar’i
Tidak boleh salah baca yang menyebabkan salah maknanya, contoh an am ta dibaca an am tu, fatal tidak sah sholat nya, lain dengan baca dengan qiroat laiinya (ada 7 qiroaat yang mutawattir dan bersambung kepada Rosululloh semua diajarkan oleh rosululloh)
Membaca semua ayat termasuk basmalah (karena menurut madzhab syafii, basmalah termasuk dalam surat al-fatihah)
Dibaca nya berdiri khusu untuk sholat fardu
Terdengar oleh sendiri bacaan surat alfatihahnya
Dan tidak diselingi oleh dzikir
Dalil yang mendasari pada no 7 membaca basmalah karena mmengacu pada hadits Abu Hurairah ra, bahwa Rosululloh bersabda “jika kamu membaca alhamdulillah hi robbil alamin maka bacalah bismillahir rohmanir rohim. Ia adalah ummul-quran, ummul kitab, sab’ul matsani (tujuh ayat yang di ulang-ulang) dan bismillahir rohmanir rohim adalah salah satunya” (HR Ad-daruqutni 1:312, HR Baihaqi 2:45 dan yang lainnya dengan isnad yang shohih secara mauquf dan marfu. Dan ia riwayat marfu yang shohih menurut ulama ahli hadits. Diriwayatkan oleh Ummu Salamah sebagai berikut:
أَنَّ النَّبِيَّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - قَرَأَ فِي الصَّلَاةِ: بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ، وَعَدَّهَا آيَةً، وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ اثْنَيْنِ
“Sesungguhnya Nabi Saw membaca ‘bismillahirrahmanirrahim’, dan menganggapnya sebagai satu ayat, dan ‘alhamdu lillahi rabbil ‘alamin’ sebagai yang kedua.” (HR. Abu Dawud)
Dan juga disunahkan menurut madzhab syafii setelah membaca doa iftitah sebelum membaca surat alfatihah membaca “a’udzubillahi minas syaitho nir rozim” ini mengacu pada dalil “apabila kamu membaca Al-quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Alloh dari syaithon yang terkutuk” (QS An-nahl 16:98), ada juga Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud bahwa Nabi Saw usai membaca doa iftitah dan sebelum membaca Al-hamdulillahi robbil alamin (Surat Al-fatihah) beliau membaca a’udzubillahi minas syaitonir rozim, hadits ini shohih menurut Imam Abu Daud sedangkan Al-hafidz Ibnu Hazar mengatakan dari Imam Ahmad Bahwa hadits tsb tidak shohih.
Disunnahkan untuk mengucapkan amiin setelah membaca surat alfatihah, baik di sholat sendir maupun berjamaah, baik itu sholat fardu maupun sholat sunnah, bahkan imam Nawawi berkata mengucapkan “amiin” baik didalam sholat maupun di luar sholat, jadi apabila sudah membaca surat alfatihah maka bacalah amin dalam sholat maupun tidak dalam sholat, membacanya dipanjangkan tidak memendekkan lafadz “amin”, dalilnya bisa kita lihat diantaranya Hadist dari Abu Hurairoh Bahwa Rosululloh Saw berkata “JIka salah seorang dari kalian mengucapkan “amin” maka para malaikat di langitpun mengucapkan amiin. Jika amiin mereka cocok (berbarengan) dengan ucapan amiin nya malaikat, maka dosanya yang terdahulu diampuni” HR Bukhori 2:266 dalam Fathul Bari dan HR Muslim 1:307, ulama menjelaskan dosa-dosa itu adalah dosa-dosa yang kecil.
Apabila sholat sendiri atau sholat yang sir (sholat yang bacaannya pelan seperti dzuhur dan asar) maka membaca Al-fatihah baik ma’mun dan imam seperti sholat sendiri, apabila sholat yang bacaan imam nya dikeraskan maka ketika imam membaca surat alfatihah ma’mun mendengarkan lalu mengucapkan amiin bersama-sama, nah Sebelum lanjut imam membaca surat lainnya diam sebentar imam, memberi kesempatan ma’mum membaca surat alfatihah, ini akan dibahas lagi tersendiri.
1. Tertib, artinya surat alfatihah dibaca secara berurutan dari ayat pertama sampai ke tujuh tidak boleh terlewat atau terbalik susunan ayatnya
2. Berturut-turut, membaca nya tidak boleh terpotong dalam arti harus menerus, apabila kita sholat bersin dan reflek membaca alhamdulillah, maka kita ulangi lagi bacaan surat alfatihah, ini tidak membatalkan sholat hanya perlu diulangi lagi bacaan suratnya semisal mengucapkan subhanalloh antara ayat ke 3 dan ke 4 maka harus diulangi lagi membaca surat alfatihahnya
3. Menjaga huruf-huruf surat Al-fatihah, ada 138 huruf jika dihitung dengan alif lam dan tasdid ada 156 huruf, semua nya harus terbaca dengan baik dan benar, tidak terbaca satu saja bisa membatalkan sholat contoh membaca “bismillah hir rohman rohiim” maka tidak sah sholatnya
4. Menjaga tasdid-tasdid nya surat Al-fatihah ada 14 tasdid dalam surat Alfatihah, harus dijaga dengan baik dan benar dalam membacanya, contoh “bismillahir rohmani rohim” tidak sah sholatnya karena tasdid di Huruf “ro’ tidak terbaca atau “iya ka na’budu” tidak sah seharusnya “iyya ka na’budu”
5. Tidak berhenti ditengah-tengah baik lama atau sebentar, berjeda dengan tidak ada uzur syara, kecuali jika batuk, tarik napas yang bisa diterima oleh syar’i
6. Tidak boleh salah baca yang menyebabkan salah maknanya, contoh an am ta dibaca an am tu, fatal tidak sah sholat nya, lain dengan baca dengan qiroat laiinya (ada 7 qiroaat yang mutawattir dan bersambung kepada Rosululloh semua diajarkan oleh rosululloh)
7. Membaca semua ayat termasuk basmalah (karena menurut madzhab syafii, basmalah termasuk dalam surat al-fatihah)
8. Dibaca nya berdiri khusu untuk sholat fardu
9. Terdengar oleh sendiri bacaan surat alfatihahnya
10. Dan tidak diselingi oleh dzikir